Senin, 19 November 2012

Bintanggur: Pohon Penghasil Emas Rakyat Papua.

Bintanggur (Calophyllum Inophyllum L) merupakan pohon yang banyak tumbuh di beberapa wilayah Indonesia terutama Indonesia bagian Timur, termasuk Papua dan Papua Barat. Namun belum banyak yang mengetahui bahwa pohon ini merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak nabati dengan rendemen setara dengan sawit.

NAMA POHON SUMBER MINYAK % MINYAK
Kelapa Sawit Sabut/Kernel 45 - 70
Jarak Pagar Inti biji/Kernel 40 - 60
Saga Utan Inti/Kernel 14 - 28
Kemiri Daging biji 57 - 69
Kapok Inti biji 24 - 40
Kelor Inti biji 30 - 49
Kasumba Inti biji 30 - 50
Bintanggur Inti biji 40 – 73
    Sumber: Hitaullo Sumber Energi Bahan Bakar Nabati dan
                Tanaman Konservasi – Ch. Abbas Sopamena (2007)
 
     Minyak Bintanggur lebih cocok digunakan sebagai minyak bahan bakar, tidak seperti sawit yang selain dapat digunakan sebagai minyak makan juga dapat sebagai bahan bakar. Namun kita jangan tergiur dulu dengan kehebatan pohon sawit. Tidak banyak yang mengetahui bahwa 1 btg pohon sawit dewasa membutuhkan 40 liter air setiap harinya. Jadi kalau kita menginginkan tanah Papua menjadi gurun pasir, tanam saja pohon sawit.
 
2 Juta Barrel Per Hari Potensi Papua.
  Produksi minyak Pertamina saat ini kurang dari 1 jt barrel per hari, sementara kebutuhan dalam negeri berkisar 1,4 jt barrel perhari sehingga negara harus mengimpor sekitar 400 rb barrel per hari.
  Dengan luasnya wilayah Papua (tidak termasuk Papua Barat) sangatlah memungkinkan untuk memproduksi minyak 2 jt barrel perhari dari hutan pohon Bintanggur. Sebagai ilustrasi: Luas wilayah Papua yang kurang dari 600 mdpl (pohon Bintanggur bisa tumbuh hingga ketinggian 1000 mdpl bahkan lebih, namun produksi minyak maksimal berada pada ketinggian 0 – 600 mdpl) adalah 237.820 km2 atau 23.782.000 Ha.
Gambaran Produksi Minyak Bintanggur:
-  Jarak antar tanaman 12 – 15 m, 1 Ha = 40 – 60 btg pohon.
-  Awal berbuah umur 7 tahun hasilkan 5 – 20 kg buah pertahun.
-  Umur 10 – 15 tahun hasilkan 25 – 100 kg buah pertahun.
-  Umur 20 tahun hasilkan 200 – 300 kg (1 barrel) pertahun.
-  Umur 50 tahun hasilkan ???
   Bila kita asumsikan setiap pohon menghasilkan minyak 1 barrel pertahun dan 1 Ha rata rata ditanam 50 btg pohon maka 1 Ha akan menghasilkan 50 barrel pertahun. Anggaplah 2/3 dari wilayah Papua 0 – 600 mdpl (15 jt Ha) ditanami pohon Bintanggur berarti setiap tahun akan dihasilkan minyak Bintanggur sejumlah 750 jt barrel atau 2 jt barrel setiap harinya.
 
Bintanggur
           Gambar 1. Pohon Bintanggur ditepi laut.
Keunggulan Minyak  Pohon Bintanggur.
1)  Proses ekstraksi minyak dapat dilakukan secara sederhana/manual. Pengolahan yang sederhana memungkinkan masyarakat menghasilkan sendiri kebutuhan minyak untuk penerangan ataupun kompor untuk memasak. Dengan sedikit sentuhan teknologi, masyarakat di daerah perairan dapat memproduksi sendiri bahan bakar untuk perahu/kapal (sudah pernah dilakukan percobaan oleh Bpk. Ch. Abbas Sopamena dan berhasil baik untuk kapal kecil maupun kendaraan jeep solar).
 
2)  Buah Bintanggur tidak mengenal musim, sehingga bisa dipanen setiap hari. Kondisi ini sangat cocok bagi sebagian besar masyarakat Papua non pegawai pemerintah yang masih mengandalkan pemenuhan kebutuhan secara jangka pendek.
 
Proses Pengolahan Minyak.
(Sopamena, 2006)

   Proses pengolahan awal produksi minyak meliputi pengeringan biji, pelepasan cangkang, pencucian, pemasakan, dan pengeringan. Pengeringan biji dilakukan petani dengan cara penjemuran. Buah Hitaullo yang sudah matang dijemur untuk memudahkan pengambilan biji yang berwarna hijau mudah dan agak lunak. Setelah terpisah dari kulit cangkangnya, daging biji dicuci dan dimasak, kemudian dikeringkan sebelum dimasukkan ke dalam alat ekstraksi (mesin press) untuk mendapatkan minyak.

   Proses pemasakan bisa tidak dilakukan, artinya daging buah bisa langsung dipres untuk mendapatkan minyaknya. Pada proses ekstraksi, daging buah yang sudah bersih dan kering, digiling dan ditekan. Bila diperlukan daging buah dipanaskan sebelum pengempaan tetapi tidak boleh mengalami kelebihan panas. Pemanasan awal akan meningkatkan perolehan minyak lebih dari 25%, Pemanasan untuk menggumpalkan protein dan melepaskan minyak agar proses ekstraksi lebih efisien. Setelah pengepresan, minyak disaring (filtrasi). Setalah filtrasi, minyak perlu proses rafinasi (pemurnian) untuk menghilangkan pengotor. Proses pemurnian akan menurunkan viskositas sekitar 30%. Proses pemurnian meliputi:

1. degumming untuk menghilangkan kotoran yang bersifat koloidal;

2. netralisasi atau asidifikasi untuk menghilangkan free fatty acid (asam-asam lemak bebas) penyebab bau tengik;

3. bleaching untuk menghilangkan zat warna yang terlarut dan terdispersi;

4. deodorisasi untuk menghilangkan senyawa karbohidrat tak jenuh, aldehid, keton, dan senyawa lain yang memiliki volatilitas tinggi.

   Minyak yang sudah dimurnikan dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak secara langsung untuk menggantikan kerosen (minyak tanah) di sektor rumah tangga atau menggantikan minyak diesel untuk bahan bakar mesin diesel low speed, seperti mesin diesel stasioner (pembangkit listrik), pompa air, mesin kapal motor, atau penggilingan padi. Minyak yang telah dimurnikan, juga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar pada mesin diesel high speed (kendaraan diesel) dengan pemasangan kit (pre-heater) pada mesin untuk menurunkan viskositas. Minyak tidak perlu diproses sebelum digunakan pada mesin diesel khusus (tanpa modifikasi pemasangan pre-heater) seperti Elsbett engines, cukup penyaringan dengan hati-hati.

   Cara lain menurunkan viskositas minyak Hitaullo agar memenuhi spesifikasi mesin diesel high speed, bisa dilakukan dengan cara ‘transesterifikasi’ asam lemak ‘trigliserida’ di dalam minyak Hitaullo dan sedikit esterifikasi asam-asam lemak bebas (bila kandungan asam lemak bebas cukup tinggi) menjadi ester metil (biodiesel).

 
Download
- Buku tentang pohon Bintanggur (dalam proses)
- Film tentang percobaan bahan bakar Bintanggur (dalam proses)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar